BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kemasan makanan
merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi. Bagi
sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar
bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai “pelindung” makanan.
Sebetulnya tidak tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan. Contohnya adalah kemasan makanan yang berbahan plsatik. Kemasan plastik dianggap murah dan praktis untuk pembungkus, termasuk pembungkus makanan. Alasan lain menggunakan plastik untuk pembungkus makanan adalah pembungkus nonplastik seperti kertas pengemas dianggap sulit diperoleh dan mudah rusak dibanding plastik. Tak heran hampir semua makanan baik roti, biskuit, mi instan, maupun air mineral menggunakan plastik sebagai pembungkus. Tidak hanya produk pabrikan, dalam kehidupan sehari-hari, pedagang makanan juga cenderung menggunakan plastik untuk membungkus makanan. Sehingga penggunaan kemasan plastik di masyarakat semakin meningkat.
bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai “pelindung” makanan.
Sebetulnya tidak tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan. Contohnya adalah kemasan makanan yang berbahan plsatik. Kemasan plastik dianggap murah dan praktis untuk pembungkus, termasuk pembungkus makanan. Alasan lain menggunakan plastik untuk pembungkus makanan adalah pembungkus nonplastik seperti kertas pengemas dianggap sulit diperoleh dan mudah rusak dibanding plastik. Tak heran hampir semua makanan baik roti, biskuit, mi instan, maupun air mineral menggunakan plastik sebagai pembungkus. Tidak hanya produk pabrikan, dalam kehidupan sehari-hari, pedagang makanan juga cenderung menggunakan plastik untuk membungkus makanan. Sehingga penggunaan kemasan plastik di masyarakat semakin meningkat.
Perhatikan saja kalau kita membeli jajanan, gorengan, penjual langsung memasukkan jajanan
yang masih panas itu ke pembungkus plastik yang lebih kita kenal sebagai “tas
kresek”. Juga kalau kita membeli makanan berkuah seperti bakso atau soto, penjual memasukkan
kuah panasnya langsung ke bungkus plastik. Ternyata kebiasaan itu memiliki efek buruk bagi
kesehatan. Di negara maju, penggunaan plastik untuk pembungkus mulai dihindari.
Menurut dr.
Hengky Indradjaja, ada beberapa alasan kenapa penggunaan plastik mulai
dihindari. Pertama, sejumlah bahan plastik bersifat racun (toksik) karena bahan yang digunakan untuk membuat plastik
yaitu Polystirena (PS) diketahui bersifat karsinogenik yang dapat memicu munculnya penyakit
kanker. Kedua, penggunaan plastik yang begitu luas
dapat menjadi masalah lingkungan yang sangat kompleks. Sampah plastik tidak
mudah terurai dibandingkan sampah organik. Membakar sampah plastik juga bukan
penyelesaian baik karena residu dan asap plastik sangat beracun.